right_side

Laman

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
selalu berusaha menjadi wanita solehah yang sejati seperti khadijah, aisyah, fatimah.

run_tea cuapcuap

In:

ketika hati membutuhkan asa untuk merasa yang sebenarnya
dorongan nyata mulai membelenggu gerakan jiwa
membahana dalam semua ruangan yang masih kosong

kosong dalam hembusan ketidakberdayaan
kosong dalam kelemahan
kosong dalam sebuah penantian...

butuh sesuatu yang pasti untuk melawannya
menangkis semua ketidakjelasan
meyakitkan setiap sudut kekosongan

menangisku dalam keabu-abuan rasa
ingin jelas hitam atau putih untuk takdirku
tidak niat dalam pemaksaan sebuah hasrat

hanya datarnya jiwa yang tak kuat tuk bersabar...
tak mau hancur dalam kesengsaraan cinta
biarkanlah...kupercaya indah pada waktunya....


by : runtea rozeeeeee





In:

"BALADA SANG PERINDU"

Merindukan angin lalu...............

ibarat menyisir ke mudik hati
siapa yang tau gelombang rindu berharap menyatu..
menyatu dalam sanubari perasaan yang sama
tak sampai hati mengahapus dari memori
gemetar jiwa mendengarnya...
tertegun perasaan tak kunjung sadar akan lamunan........
bertambah dalam relung hati yang nian terluka........
terluka akan rindu yang membara...

Taukah engkau wahai daun yang jatuh...........??
ku menatap berkacakan angin yang menghempaskanmu..
aku tidak bisa melihat apa-apa..
aku terasa jauh.........
dan terus mencoba tuk meraih............
tak ada kenyataan yang diraih....
itulah rinduku.....
rindu yang membeku dalam kepedihan jiwa
tidak bisa mencair oleh rasa yang ada...
gumpalan cita dan anganpun enggan mengusik rinduku
takut karena membaranya sang perindu.

aku di dunia yang berbeda...
berbeda dari yang lalu...........
tak sepenuhnya melupakan dunia yang menghidupkan anganku...
angan untuk merindukan yang patut dirindukan.....

aku merindukan semua yang dahulu...........

by : run_tea rozyyyyyyeeeeeee




In:

AIR MATA IBU

Apakah sebenarnya
Terbuku dikalbumu
Apakah erti linang airmata di pipimu

Ucapkanlah padaku
Tak bisa kurungkainya
Rahsia yang kau pendam itu

Aku hanya menduga
Tidak mampu merasa
Sebenar-benar perasaanmu

Pengorbanan yang kau lakukan
Untuk dewasakan ku
Pengorbanan yang kau lakukan
Untuk dewasakanku
Hanya bisa ditangguing oleh hati ibu

Namun kupercaya
Takkan terlerai kasih
Ikatan ini takkan putus

Telah kau telan lara
Dan terima segala
Dugaan dan badai yang melanda...
Duhai ibu



by : siti nurhaliza

In:

Aya Sofia

Rabu, 24/12/2008 18:34 WIB | email | print | share
Masjid Aya Sofia, Istambul TurkiMasjid Aya Sofia, Istambul Turki

Namanya masjid Aya Sofia. Usia masjid ini tergolong sangat tua, sekitar empat abad. Lokasinya di Istambul, Turki.

Keindahan arsitektur masjid ini begitu mengagumkan para pengunjung. Tampak dari luar, pengunjung disuguhkan ukuran kubah yang begitu besar. Ukuran tengahnya 30 meter dan tingginya 54 meter.

Ketika memasuki area masjid, pengunjung dibuai dengan keindahan interior yang dihiasi mosaik dan fresko. Tiang-tiang masjid terbuat dari pualam warna-warni. Serta dinding yang dihiasi ukiran. Subhanallah, seperti berada di bawah lukisan cakrawala mini.

Masjid Aya Sofia, Istambul TurkiMasjid Aya Sofia, Istambul Turki

Selain keindahan interior, daya tarik masjid ini juga pada nilai sejarahnya. Di sinilah simbol pertarungan antara Islam dan non Islam, termasuk di dalamnya nilai-nilai sekular pasca runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani.

Sebelum diubah menjadi masjid, Aya Sofia adalah sebuah gereja bernama Hagia Sophia yang dibangun pada masa Kaisar Justinianus, tahun 558 M. Sempat beberapa kali hancur karena gempa, kemudian dibangun lagi.

Masjid Aya Sofia, Istambul TurkiMasjid Aya Sofia, Istambul Turki

Pada tanggal 27 Mei 1453, Konstantinopel takluk oleh kekuasaan Islam. Penaklukan dipimpin oleh Muhammad II bin Murad II. Beliaulah yang akhirnya terkenal dengan nama Al-Fatih yang artinya sang penakluk.

Saat berhasil menaklukan kota besar Nasrani itu, Al-Fatih turun dari kudanya dan melakukan sujud syukur. Ia pergi menuju gereja Hagia Sophia. Saat itu juga, gereja diubah menjadi masjid yang diberi nama Aya Sofia. Pada hari Jumatnya, atau tiga hari setelah penaklukan, Aya Sofia langsung digunakan untuk shalat Jumat berjamaah.

Masjid Aya Sofia, Istambul TurkiMasjid Aya Sofia, Istambul Turki

Sepanjang kekhalifahan Turki Utsmani, beberapa renovasi dan perubahan dilakukan terhadap Masjid Aya Sofia. Pada masa Al-Fatih dibangun sebuah menara di bagian selatan. Pada masa Sultan Salim II, dibangun lagi sebuah menara di bagian timur laut. Dan pada masa Sultan Murad III, dibangun dua buah menara dan diubah bagian-bagian masjid yang masih bercirikan gereja. Termasuk, mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.

Sayangnya, perubahan buruk terjadi di masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk di tahun 1937. Kaki tangan penjajah Turki ini pun mengganti fungsi masjid menjadi museum. Beberapa disain dan corak bangunan yang bercirikan Islam diubah lagi menjadi gereja. Bahkan, ada bagian di langit-langit masjid yang bercat kaligrafi dikerok hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen.

Masjid Aya Sofia, Istambul TurkiMasjid Aya Sofia, Istambul Turki

Sejak itu, Masjid Aya Sofia dijadikan salah satu objek wisata terkenal di Istambul oleh pemerintah Tfrom :www. eramuslim.com

In:

SiNaR SAhAbAt PaDaM DaLaM DuStAmU

apa yang kudengar, kukira kau tahu...
apa yang kurasa, kukira kau mengerti...
kuharap dia membuka jendela itu
agar wahana tepa selira menjadi wacana dalam singgasananya
percuma kau hangat padaku
hangatmu laksana duri dalam daging
kau seperti ombak, kadang ketepi
kadang kau kembali ketengah lautan
kau seperti ombak, bisa menenggelamkan segalanya
seberkas cahaya kepercayaan enggan lagi mengkilaukanku
karena bayangan nuranimu, mengkibas semua.........
harap hijaukan perasaanku, malah...
kau merahkan dengan kebohongan
oh............
sungguh malang.......
tumpah sudah kehangatan ikatan ini dari jiwaku
dulu...........
mudah kau meracuni pikiranku
untuk menjadi dayang dalam singgasana hatimu
jenuh aku...........
kau tak mengerti itu
kupercaya ada percaya dalam hati yang percaya
itu semua hanya cermin kedustaan
aq ingin memecahkan cermin itu...
kembalikan bayangan asliku
ku membahana dalam rona hangat pustaka hatimu
kutemukan kepalsuan cetakan mata batinmu
cukup...cukup...
enyahlah kau dariku
enyahlah.................
enggan aku tunduk pada titah dustamu
kau bukan apa-apaku
kau hanya kerikil kebohongan
kau tersudut sebagai debu penderitaan
kau bahkan bara dalam kesetiaan
oh sahabat..........
dulu kau berperan dalam binaan jiwa kalutku
sekarang kau telah menjadi perusak jiwa tegarku
"SAHABAT" tak berhak kau sandang kata itu
kau adalah sesosok insan yang telah padam dari insan lain bagiku...
kuharap maklum atas diriku
kini kutiup sinar lilinmu
kunyalakan lagi benderang hidupku........
maaf..........
maafkan aku sahabat
kau tercoret dari hatiku


by: run_tea rozeeeeeeeeeee

In:

ASAKU TIDAK DI UJUNG TANDUK

balutan selapis asa selalu berperan ganda
berperan dalam jiwa dan semangat
kusambut secuil bahagia dalam jenuhku
sesadar apapun mayaku ingin keluar
selapis asa membuat benteng pertahanan
benteng yang sekali ledakan jenuh akan membinasakannya
tapi asaku mulai kuat dalam inspirasi keyakinan
mekar dalam selingan motivasi
kuyakin asaku akan mencapai kejayaan
merona selalu dalam usahaku


by: run_tea rozeeee

In:

Pengendalian hawa nafsu

Cinta kita kepada Allah SWT dan keyakinan bahwa kehidupan di dunia ini suatu saat akan berakhir dan di akhirat nanti masing-masing kita harus mempertanggungjawabkan setiap detik perjalanan hidup di dunia, memiliki andil yang sangat besar dalam mengendalikan kecenderungan hawa nafsu.

Suatu saat terjadi dialog antara Rasulullah SAW dengan Hudzaifah Ra. Rasulullah Saw bertanya kepada Hudzaifah. Ya Hudzaifah, bagaimana keadaanmu saat ini? Jawab Hudzaifah: ldquo;Saat ini saya sudah benar-benar beriman, ya Rasulullahrdquo;. Rasul kemudian mengatakan, ldquo;Setiap kebenaran itu ada hakikatnya, maka apa hakikat keimananmu, wahai Hudzaifah?rdquo; Jawab Hudzaifah: Ada "dua", ya Rasulullah. Pertama, saya sudah hilangkan unsur dunia dari kehidupan saya, sehingga bagi saya debu dan mas itu sama saja. Dalam pengertian, saya akan cari kenikmatan dunia, lantas andaikata saya dapatkan maka saya akan menikmatinya dan bersyukur kepada Allah SWT.nbsp; Tapi, kalau suatu saat kenikmatan dunia itu hilang dari tangan saya, maka saya tinggal bersabar sebab dunia bukanlah tujuan. Bila ia datang maka Alhamdulillah, dan bila ia pergi maka, Innalillaahi wa inna ilaihi raji'un. Yang kedua, Hudzaifah mengatakan, ldquo;setiap saya ingin melakukan sesuatu, saya bayangkan seakan-akan surga dan neraka itu ada di depan saya. Lantas saya bayangkan bagaimana ahli surga itu me-nikmati kenikmatan surga, dan sebaliknya bagaimana pula ahli neraka itu merasakan azab neraka jahanam. Sehingga terdoronglah saya untuk melakukan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang-Nyardquo;.

Mendengar jawaban Hudzaifah ini, Rasul langsung saja memeluk Hudzaifah dan menepuk punggungnya sambil berkata,nbsp; "pegang erat-erat prinsip keimananmu itu, yanbsp; Hudzaifah, kamu pasti akan selamat dunia akhirat". Bila kita cermati dialog tersebut, paling tidak, ada "dua" hikmah yang bisa kita petik. Pertama, iman kepada Allah, dengan mencintai Allah itu di atas cinta kepada selain Allah. Dan yang kedua, selalu membayangkan akibat dari setiap perbuatan yang dilakukan di dunia bagi kehidupan yang abadi di akhirat nanti.

Di dalam beberapa ayat, Allah SWT menjelaskan tentang sifat-sifat orang-orang yang muttaqin, mereka di antaranya adalah yang meyakini akan adanya kehidupan akhirat. Orang yang beriman akan adanya kehidupan akhirat, akan membuat dia mampu mengendalikan kecenderungan hawa nafsunya. Sebaliknya, orang-orang yang tidak meyakini akan adanya kehidupan akhirat, "Mereka tidak pernah takut dengan hisab Kami, dan mereka telah mendustai ayat-ayat Allah dengan dusta yang nyata." (An Naba', 78 : 27-28)

Di dalam Alquran, Allah SWT mengisahkan dialog sesama Muslim di akhirat yakni antara Muslim yang ahli surga dengan Muslim berdosa yang masuk dalam neraka jahanam. Muslim yang langsung masuk surga bertanya kepada Muslim berdosa yang masuk ke dalam neraka. ldquo;Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka ? Mereka menjawab: ldquo;Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan hingga datang kepada kami kematian.rdquo; (Al Muddatstsir, 74 : 42-46)

Menurut Alquran, kebanyakan orang-orang yang kufur adalah mereka yang akhir hidupnya penuh dengan kemaksiatan. Ini terjadi karena mereka tidak mengimani bahwa kehidupan mereka akan berakhir di alam akhirat dan mereka harus mempertanggungjawabkan seluruh aspek kehidupan mereka selama di dunia. Demikian pula, Allah SWT mengisahkan kesombongan Fir'aun dan orang-orang yang menyembahnya, "Sombonglah Fir'aun itu dengan seluruh pengikutnya di muka bumi tentu dengan alasan yang tidak benar. Dan mereka mengira, bahwa mereka tidak akan pernah kembali kepada Kami." (Al Qashash, 28 : 39)

Kesombongan Fir'aun berakhir saat sakaratul maut. Saat dia menyadari bahwa dia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Ketika rombongan malaikat yang bengis-bengis itu mendatanginya saat dia sedang berada di tengah laut, yang dikisahkan para malaikat itu langsung memukul wajah dan punggung mereka. Allah SWT berfirman: ldquo;..Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): ldquo;Keluarkanlah nyawamurdquo;. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.rdquo; (Al An'aam, 6 : 93)nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;

Pada saat sakaratul maut itu, Fir'aun menyatakan: ldquo;Sekarang saya benar-benar beriman dengan Tuhannya Nabi Musa dan Harunrdquo;. Namun saat sakaratul maut pintu taubat sudah ditutup. Karena sudah tidak ada lagi ujian keimanan, sebab yang ghaib termasuk alam dan makhluk ghaib sudah terlihat nyata. Allah SWT berfirman: ldquo;Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.rdquo; (Qaaf, 50 : 22)

Orang yang beriman kepada Allah dan beriman kepada hari pembalasan/akhirat, yang diharapkan dapat mengendalikan kecenderungan hawa nafsunya untuk hanya mencintai yang dicintai Allah dan membenci yang dibenci Allah, yang hanya mencintai sesuatu di dunia jika yang dicintainya itu dicintai Allah SWT.

Dalam sebuah hadis dikisahkan, suatu ketika pada siang hari, Sayidana Umar ra. berkunjung ke rumah Rasulullah SAW di mana saat itu Rasul sedang tidut beristirahat, dengan dada telanjang. Ketika beliau bangun tampaklah pada punggungnya garis-garis merah karena kasarnya alas tidur beliau yang dibuat dari pelepah kurma. Melihat pemandangan ini, Sayidina Umar menangis. Beliau yang terkenal keras saat itu luluh hatinya ketika melihat Rasulullah dalam kondisi seperti itu. Rasul bertanya: ldquo;Apa yang membuat kamu menangis wahai Sayidina Umar ? ldquo;Umar berkata:rdquo; saya malu ya Rasulullah, engkau adalah pemimpin kami, engkau adalah Rasul Allah, manusia pilihan, manusia yang dimuliakan-Nya. Engkau adalah pemimpin ummat, namun engkau tidur di atas alas yang kasar seperti ini, sementara kami yang engkau pimpin tidur di atas alas yang empuk. Saya malu ya Rasusulullah, selayaknya engkau mengambil alas tidur yang lebih dari inirdquo;. Rasul menjawab: ldquo;Apa urusan saya dengan dunia ini? Tidak ada! Urusan diri saya dengan dunia ini kecuali seperti orang yang sedang mengembara dalam musim panas menempuh sebuah perjalanan yang cukup panjang, lalu sekejap mencoba bernaung di bawah sebuah pohon yang rindang untuk sekejap melepas lelah. Setelah itu dia pun kemudian pergi meninggalkan tempat peristirahatannyardquo;. Kata Rasul: haruskah saya korbankan kehidupan yang abadi hanya untuk bernaung sejenak menikmati itu? (HR. Ahmad, Ibnu Habban, Baihaqi)

Selain kisah di atas, ada kisah lain yang layak kita renungkan di mana suatu ketika Khalifah Umar kedatangan putranya, Abdullah, yang meminta dibelikan baju baru. Secara spontan saja Sayidina Umar langsung marah sambil mengatakan: ldquo;Apakah karena kamu seorang anak Amirul Mursquo;minin lantas kamu ingin bajumu selalu lebih baik dari anak-anak yang lain ? Jawab Abdullah: Tidak! Saya khawatir malah kondisi saya ini akan menjadi fitnah, menjadi bahan cemoohan orang lain di mana anak Amirul mursquo;minin pakaiannya tidak pernah ganti-ganti, sebab dia hanya memiliki dua baju, di mana bila yang satu dipakai maka yang satu dicuci dan seterusnya. Sayidina Umar berkata: ldquo;Baiklah Nak, saya ingin belikan kamu baju baru hanya saja ayah saat ini tidak punya uang. Untuk itu kamu saya utus menemui ldquo;Khoolin Baitul Maalrsquo; (bendahara negara), sampaikan kepada beliau salam dari ayah dan katakan pula bahwa ayah bermaksud mengambil gajinya bulan depan untuk membelikan kamu baju baru. Abdullah langsung menemui bendaharawan negara dengan mengatakan: ldquo;Ada salam dari ayah. Dan, ayah minta supaya gaji bulan depan bisa diserahkan saat ini untuk membelikan saya baju barurdquo;. Bendaharawan tersebut mengatakan: ldquo;Nak, sampaikan kembali salamku kepada ayahmu, dan katakan bahwa aku tidak bersedia mengeluarkan uang iturdquo;. Tanyakan kepada ayahmu, apakah ayahmu yakin sampai bulan depan beliau masih menjabat Amirul Mursquo;minin, sehingga berani mengambil uang gajinya bulan depan sekarang ? Andaikata dia yakin sampai bulan depan dia masih Amirul Mursquo;inin, yakinkah sampai besok dia masih hidup, bagaimana kalau besok ia meninggal dunia padahal gajinya bulan depan sudah dikeluarkan. Mendengar jawaban bendahara negara yang demikian itu, pulanglah Abudullah segera menemui ayahnya sambil menyampaikan pesan dari bendaharawan tersebut.

Mendengar penuturan anaknya, Umar langsung menggandeng tangan anaknya sambil mengatakan, antarkan saya menemui bendaharawan tadi. Begitu sampai di hadapan bendaharawan tersebut, Sayidina Umar langsung memeluknya, sambil mengatakan, terima kasih, saudara telah mengingatkan saya terhadap satu keputusan yang nyaris saja salah. Demikianlah kisah Sayidina Umar dan masih banyak lagi kisah lain dari perjalanan hidup para sahabat yang patut kita teladani untuk menghadapi dinamika kehidupan yang terus berkembang mengikuti perputaran zaman.

Allah SWT telah mengingatkan tentang bahayanya manusia-manusia yang menjadikan dunia ini sebagai tujuan hidupnya, ldquo;Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya.rdquo; (An Naazirsquo;aat, 79 : 39) ldquo;Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nyadan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjukrdquo; (An Najm, 53 : 29-30)

Akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat yang sedemikian mulianya bisa terwujud tiada lain karena adanya benteng keimanan yang sangat kuat dan kokoh. Semoga kita bisa meneladani apa yang menjadi perilaku Rasul dan para sahabatnya. Amin!

Wallahu arsquo;lam bish-shawab
Red: Republika Newsroom